Senin, 14 November 2011

10 Situs Peninggalan yang Kurang Diketahui Kebradaanya




Misi Semua, Ane mau share informasi bersejarah nih, mudah-mudahan bermanfaat.
semua situs peninggalan dibawah ini terletak di kabupaten bandung, khususnya bagian selatan

langsung aja ni yang pertama.
1. Situs Gua Hawu Pasirjambu


Gua Hawu terletak di kompleks makam Sangadipati Kertamanah. Kawasan ini kerap pula disebut pasarean Cikabuyutan Pasir Jambu. Letaknya di Ciwidey, Kabupaten Bandung. Di tempat ini lima karuhun (leluhur) tatar Sunda disemayamkan. Pada salah satu bagian di lokasi ini, terdapat Gua Hawu yang sering dijadikan barometer sukses tidaknya masa depan seseorang.
2. Huluwotan Citarum



Wilayah Huluwotan Citarum sejak dulu memang dipercaya sebagai salah satu lokasi yang dianggap memiliki kekuatan spiritual yang sangat lekat. Maka tidak mengherankan, bagi sebagian masyarakat lokasi ini menjadi salah satu tujuan yang paling diminati oleh para peziarah, karena selain terdapat makam yang dianggap keramat, yaitu makam keramat Rangga Wulung Sari dan makam petilasan Eyang Dipati Ukur, juga terdapat sumber mata air yang dianggap sebagai cikahuripan.

Kedua makam ini letaknya cukup berjauhan, akan tetapi tidak memakan waktu lama. Kedatangan mereka ke makam-makam tersebut, dimotivasi karena berbagai kebutuhan.
3. SITUS BUKIT CULA


PERADABAN batu yang berlangsung sejak 40.000 tahun lalu masih menyiratkan perjalanan panjang sejarah manusia. Batu merupakan sumber kekayaan alam yang tak pernah habis, meskipun secara terus-menerus dieksploitasi untuk berbagai kepentingan. Bahkan dari batu inilah timbul suatu peradaban di masyarakat purba yang dikenal dengan budaya batu.

Sisa-sisa peradaban batu inilah yang kemudian menyisakan berbagai tanggapan dan persepsi oleh sebagian masyarakat yang dikait-kaitan dengan kehidupan masa lampau. Sebagai contoh, ketika orang menemukan seonggok batu yang menyerupai benda-benda tertentu, maka secara serta merta muncul gambaran yang dikaitkan dengan apa yang pernah didengar tentang masa lalu, baik yang bersumber dari cerita turun-temurun, atau bahkan timbul idea untuk merentang kembali kisah-kisah lama.

Di Kecamatan Ciparay, tepatnya di Desa Gunungleutik terdapat sebuah situs yang dikenal dengan nama Situs Bukit Cula. Situs ini terletak tidak jauh dari Kadaleman yang nantinya akan dijadikan areal waduk untuk penampungan air irigasi.
4. Situs Batu Candi Tanggulun


Situs Batu Candi Tanggulun terdapat di Kampung Talun, Desa Tanggulun, Kecamatan Ibun. Batuan berbentuk bujur sangkar dengan ketinggian 50 cm dan lebar sekitar 40 cm. Pada bagian pinggir-pinggirnya terdapat sogatan yang teratur. Sekarang berada di kompleks pemakaman umum. Ada yang beranggapan batu ini merupakan bagian dari kaki sebuah candi. Ada juga yang mengatakan sebuah batu lumpang atau sebuah yoni. Lainnya lagi menyebutkan bagian dari sebuah bangunan sanggah, dan berasal dari abad ke-12. Tapi, sebagian orang lagi merasa beryakinan sebagai tanda batas suatu wilayah pada masau lampau. Secara pasti, méang sampai saat ini belum terungkap.
5. Mahkota Kerajaan Kelang


Mahkota Kerajaan Kendan atau Kerajaan Kelang ditemukan di sekitar situs Kerajaan Kendan, di Kampung Kendan, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg. ‘Mahkota’ ini terbuat dari bahan logam kasar, dan ditemukan dalam sebuah kotak bersama benda-benda lainnya yang telah terkubur dalam tanah sekitar ratusan tahun yang lampau. Kini tersimpan di rumah salah seorang penduduk sebagai benda pusaka
6. SITUS BUMI ALIT LEBAK WANGI

[quote]Situs Rumah Adat Sunda atau Bumi Alit Kabuyutan Lebakwangi-Batukarut, terletak di Kampung Kabuyutan, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari. Areal situs terletak di sebuah lahan dengan luas 112 tumbak. Material bangunan yang tersedia terdiri dari pintu gerbang, bale panglawungan, dan sebuah bangunan utama berupa rumah panggung dengan tiga buah ruangan, terdiri dari pajuaran, pangcalikan dan dapur. Di dalam pajuaran tersimpan berbagai benda pusaka, berupa keris, gobang, kujang, badi, sekin, tumbak, sumbul dan perangkat gamelan kabuyutan yang disebut Gamelan Embah Bandong.

7. Batu Tapak Candi Bojongemas



Batu Tapak Candi Bojongemas berasal dari Situs Candi Bohjongemas, Kecamatan Solokanjeruk. Kini, tersimpan di salah saeorang warga kampung Sapan, Desa Sumbersai, Kecamatan Ciparay. sebagi koleksi pribadi. Disebut batu tapak, karena batu ini memiliki gambar tapak kaki orang dewasa pada salah satu bagian muka batu. Gambar tapak kaki tersebut menggunakan téknik garis berpola bintik-bintik
8. Situs Batu Nanceb


Situs Batu Nanceb berada di kawasan Bukit Joglo, Kecamatan Kertasari. Memiliki tinggi kurang lebih sekitar 2,5 m dan lebar 1 m. Batu ini dipercaya sebagai pasak bumi yang telah berumur ribuan taun. Bahkan, dipercaya pula sebagai batas wilayah pantai Danau Bandung Purba di bagian Selatan. Pada masa kerajaan kuno, batu ini merupakan batas wilayah antara kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda.
9. Situs Candi Bojongmenje


itus Candi Bojongmenje terletak di Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek. Lokasi berada pada ketinggian 675 m dpl, berhadapan perbukitan di sebelah timur dan utara, yaitu G. Bukit Jarian, G. Iwir-iwir, Pasir Sumbul, G. Kareumbi, G. Kerenceng, G. Pangukusan, Pasir Sodok, Pasir Panglimanan, Pasir Dungus Melati, Pasir Serewen, G. Buyung dan beberapa puncak lainnya. Denah candi berbentuk bujur sangkar berukuran sekitar 6 X 6 m bila diukur dari sisi genta dan sekitar 7,5 X 7,5 m bila diukur dari batu paling bawah. Bahan utama yang dipergunakan adalah batuan vulkanik berukuran antara tebal 9 cm, lebar 20 cm dan panjang 40 cm. Disusun secara melintang. Pada situs ditemukan yoni, lingga, fragmen tembikar serta wadah berbentuk kotak dari bahan batuan tufa
10. Situs Batu Keramat Sukaraja


Situs Batu Keramat terdapat di Kampung Sukaraja, Desa Solokanjeruk, Kecamatan Solokanjeruk. Konon, batu ini berkaitan dengan asal-muasal berdirinya Kampung Sukaraja. Diperkirakan dilatarbelakangi oleh peristiwa Perang Ganeas, yaitu perang antara 3 (tiga kekuatan) pasukan domestik, terdiri dari pasukan Sumedanglarang, Banten dan Cirebon. yang terjadi sekitar tahun 1618-1620 M?Dinamakan Sukaraja karena pada saat itu salah seorang pemimpin pasukan merasa senang atas keberhasilan memenangkan pertempuran. Dan untuk meluapkan kegembiaraaanya Sang Pemimpin (sorang Raja) bersama seluruh pasukanmya berpesta pora, bersuka-suka dengan menikmati hidangan. Konon, batu lulumpang itulah yang digunakan untuk membuat bumbu hidangan yang akan mereka makan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar